Senin, 30 November 2009

Pacaran? Nggak, Ah!

Hmm.. dari judulnya aja udah pastinya seru dibahas nih (setuju ga?), apalagi kalo udah ngomongin cinta-cintaan nggak bakalan ada habisnya buat dibahas. Dari jaman baheula (dahulu klo yang g tau mah) sampe sekarang yang namanya cinta selalu seru untuk diobrolin. Lihat deh acara-acara di tivi kebanyakan tentang percintaan. Nggak ketinggalan majalah remaja, tabloid, novel, sinetron, film layar lebar (g lupa juga film layar sempit) sampai reality show semua isinya percintaan. Kalo masih kurang lagu-lagu anak band (kayanya ibu bapanya tukang tambal band jadi di panggil anak band) sekarang tidak jauh dari lirik-lirik cinta. So, nilai jual cinta nggak bakalan turun (jiaaah, cinta kok dijual? Hayo siapa yang mau beli? He3x). Termasuk tulisan ini juga akan membahas tema yang sama. Tapi sudut pandangnya Islam, karena saya seorang muslim.
Bro en Sis (klo digabungin jadinya broensis, uh enak banget tuh kue … yah itu mah bronis namanya, he3x mav), cinta itu anugerah. Dateng gitu aja, tiba-tiba muncul tanpa diundang (dah kayak jalangkung! Ih serem). Nggak peduli tua atau muda, cantik atau jelek, ganteng atau tampan, bisa dibilang love doesn’t know difference deh (He3x sok bahasa inggris y?). Contoh cowok kalo udah suka sama cewe, bisa lupa segalanya, mulai dari ngelamun, ketawa sendiri (cinta gila kali ya?) sampe rela ngelakuin apa aja demi ceweknya. Padahal bisa aja dimanfaatin, aji mumpung jalan kemana aja dibayarin, dari makan sampai nonton (klo di ajak ke misbar baru nolak. Owh y tau g misbar tu apa? Yudh saya kasih tau Misbar tu Gerimis Bubar atau Layar Tancep). Ini cewek matre atau sekadar numpang makan? (ngirit banget lo!). Atau mungkin dia punya prinsip “seefesien mungkin”. Kalo ada yang gratisan kenapa nggak? (Pletak!)
Wadooh, dasar ceweknya nggak pada empati tuh, kali aja si cowok udah mati-matian nabung sebulan penuh, sampe hutang kanan-kiri juga kali ya? (nah loh ada yang kesendir tuh ya? Hehe…) Tapi kalo sampe para cewek dituduh matre or numpang makan doang, kayaknya cewek-cewek pada nggak setuju nih. But, tenang Sis. Nggak semua cewe kayak gitu kok (Jiaaah, pembelaan ini cuma contoh takutnya gue dicakar-cakar sama cewek-cewek, peace coy!! Owh y lupa klo cewe mah harus diganti pake I jadinya peace ciy!! He3x). Eh, ada yang protes nggak kalo masalah pacaran dikaitkan dengan Islam? Biasanya kalo protes itu mikirnya gini: “Yang penting kan ibadahnya? Ngapain kudu disangkut-pautkan dengan Islam. Pacaran aja selama itu nggak ganggu orang lain dan nggak sampe berzina itu mah g apa2”. (Hmm… ngaku aj!)
Bro n sis, Islam udah ngasih aturan yang jelas, harusnya kita bisa menerima Islam dengan sepenuhnya, bukan cuma sebatas ritualnya aja atau dijadikan formalitas aja. Aturannya menyangkut semua hal, mulai dari aturan negara sampai aturan untuk individu. Jangan sampe di antara kamu ada yang rajin ngaji, sholat juga nggak ketinggalan, tapi maksiat tetep jalan. (Hadduch.. STMJ tuh mah “Sholat Terus Maksiat Jalan”). Sholat sih sholat, tapi soal maming alias Malam Mingguan kamu ngerasa wajib untuk hadir ke rumah pacar kamu. Niat ngapel sambil pamit sama ortu si pacar, mau ngajak jalan-jalan cari udara segar (udara koq dicari klo udah masuk angin yang disalahin pasti anginnya bukan pacarnya!). Intinya supaya bisa berdua aja.Oya, ada juga tuh temen kita yang beralibi alias ngasih alasan bahwa pacaran yang mereka lakukan itu islami. Mereka sepakat putus sementara kalo datang bulan Ramadhan aja. Nanti abis Ramadhan disambung lagi (waduuuh, ngarep banget ya buat melegalkan pacaran?. Kalo gitu ngerampok secara islami ada juga kali ya, cuma ngerampok orang kaya yang pelit en pejabat korup dah kayak Robin Hood dong? Asal deh lo!).
Gaul cara Islam
Bro en Sis, Allah Swt. udah berfirman (yang artinya):“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra [17]: 32)
Tuh, bukan cuma zinanya aja yang haram, tapi mendekati zina saja sudah dilarang. Pacaran identik dengan berkumpul antara lawan jenis. Istilahnya berkhalwat dengan yang bukan mahrammnya, dalam Islam tentu diharamkan karena bisa menjerumus ke dalam kemaksiatan en yang lebih parah berzina. Kalo mau plesetin omongannya Bang Napi jaman dulu (masih pada inget kan?). Yup, Bang Samsi (eh, Bang Napi) bilang: “Inget, kemaksiatan bukan hanya karena ada niat si pelaku, tapi juga karena ada kesempatan, maka dari itu Waspadalah!, Waspadalah!, Waspadalah!.” Bener banget kata si abang. Kalo misalnya udah berdua-duaan pasti yang ketiganya adalah setan. Hati-hati kalo sampe satpol PP juga ikut pantau. Kegiatan kamu bakalan diintip dan didiemin dulu biar ketangkep basah (nah loh pengalaman sapa tuch? Mav saya no coment tentang ini) Soalnya, kalo udah terpancing sama hawa nafsu setan, gampang banget tuh ngegodainya, istilahnya tinggal tunggu jam tayang (dah kayak nonton bioskop aja tuh).
Bro, sebelum sampe berdua-duaan dengan lawan jenis, di awal-awal hubungan dengan lawan jenis udah diatur dengan baik lho dalam Islam. Supaya kejadian maksiat itu bisa dicegah karena peluangnya diminimalisir. Allah Swt. udah berfirman (yang artinya): “Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya…’.” (QS an-Nuur [24]: 30–31)
So, menundukkan pandangan adalah menjaga pandangan. Nggak dilepas gitu aja tanpa kendali yang memungkinkan bakal merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan bisa dibilang terpelihara jika secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya.
Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tanganNya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita melainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.” (Ya Allah ampunilah dosa hambamu ini yang pernah berbuat seperti itu, amin… yang baca harus amin juga awas klo g!,… eee koq maksa sich?..... biarin!)
Juga dalam hadis yang lain. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).
Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan, berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan. ( Ati-ati!, inget kata bang napi. Waspadalah! )
Bor en Sis, dalam Islam nggak ada istilah pacaran, karena pada dasarnya aturan pergaulan dalam Islam adalah infishol alias “terpisah” dalam arti begini cowok atau cewek hanya bergaul akrab dengan sejenisnya atau para mahram. Berhubungan dengan lawan jenis hanya masalah mu’amalah (bisnis, seperti di pasar antara penjual dan pembeli), pendidikan (seperti antara guru dengan murid atau dosen sama mahasiswanya) juga dalam masalah kesehatan (konsultasi dokter dengan pasiennya dan sejenisnya). Yang semuanya harus tetap sayr’i.
Soal tempat khusus dan tempat umum
Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS an-Nuur [24]: 27-28)
Bro en Sis, kamu perlu tahu nih tempat atau kondisi yang berkenaan dengan pergaulan antara cowok dan cewek yang bukan mahram.
Pertama, tempat yang kita tidak memerlukan izin pada saat masuk/melihat (contoh :lapangan, rumah sakit, Pasar, kuburan, dll). Kedua, tempat khusus (tempat yang jika kita ingin masuk atau melihat maka diwajibkan untuk meminta izin, contoh: kamar mandi rumah, mobil pribadi, ruangan pribadi, lemari pribadi dan sejenisnya).
Terus nih, yang harus diperhatikan dalam pergaulan adalah soal istilah: Pertama, ij’tima, yakni berkumpul, tapi tidak ada interaksi. Kedua, a’laqoh, yakni interaksi, tapi nggak berkumpul (contohnya telepon, chatting online, SMS-an, kirim-kirim e-mail dan sejenisnya). Ketiga, ikhtilat, yakni berkumpul dan beriteraksi (dan yang dibolehkan bagi yang bukan mahram adalah hanya dalam masalah mu’amalat, pendidikan, dan kesehatan)
Oya, saya mau cerita dikit. Pernah tuh saya beda pendapat mengenai status hukum pacaran sama temen sendiri. Saya nggak setuju pacaran, bukan karena saya nggak laku buat pacaran (malahan saya yang ditembak mulu sama cewe. He3x mati donk? Tenang masih ada nyawa cadangan ditoko-toko terdekat). Saya menolak pacaran bukan juga untuk nyuruh dia putus sama pacarnya, cuma pengen ngajak berfikir aja. Sampe pada klimaksnya dia bilang ke saya: “Kalo gaya hidup kamu kayak gitu mending nggak usah hidup di Indonesia aja!” Wadduh…. nggak nyangka temen saya ngomong begitu. sampe akhirnya gue jawab “Sory friend, aku hidup di bumi Allah Swt. Kalo kamu nggak setuju sama aturan Allah mending pergi aja dari bumi Allah”. (Halah, saya spontan komen gitu. Sempet terfikir itu emosi saya yang menjawab kali ye? Tapi ya udahlah. So, saya udah mencoba untuk tegas walaupun saya masih belajar dalam mentaati semua aturan Islam. Tapi bener juga sich jawaban saya, klo keluar Indonesia masih ada negara arab dsb tapi klo dari bumi Allah mau kemana lagi hayo?!)
Pacaran nggak cuma mereka yang masih bujangan dan gadis aja, tapi dari usia akil balig sampai kakek nenek bisa berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah. Hanya saja, yang umum kelihatan melakukan pacaran adalah para remaja. (Betul apa bener hayo?)



Islam ngatur hubungan antar lawan jenis
Oya, bukan berarti nggak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan non mahram (bahasa gaulnya, jadi inggrisnya ada arabnya juga ada). Dalam Islam hubungan non mahram ini diakomodasi dalam lembaga perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami)
Selain hal tersebut di atas, baik itu hubungan teman, pergaulan laki-laki perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun pacaran, ataupun pergaulan guru dan murid, bahkan pergaulan antar-tetangga yang melanggar aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak mengingkari adanya rasa suka atau bahkan cinta.
Bro en sis, bahkan diperbolehkan suka kepada laki-laki/perempuan yang bukan mahram karena itu sudah fitrahnya manusia, tetapi kita diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan non mahram tanpa mematuhi aturan di atas. Kalau masih pengen juga, kamu kudu ditemani kakak laki-laki ataupun mahram laki-laki kamu dan kamu harus menutup aurat masing-masing agar memenuhi aturan yang telah ditetapkan Islam. Tapi ini bukan dalam rangka pacaran, lho. Ya, sekadar bertemu untuk pendidikan atau dakwah, muamalah dan kesehatan. Oke?
Percayalah, jodoh itu Allah Ta’ala yang ngatur. Nggak usah maksain sampe pacaran segala. Ada cerita nih, dari guru ngaji gue sih (minta izin ngutip ya pak.. hehe). Jadi ada cowok-cewek yang udah kepalang pacaran en cinta banget (klo Dewa 19 bilang itu mah cinta mati). Ketika mereka dalam pengajian, dibahas tuh masalah pacaran kayak gini (gini di sini itu yang udah di bahas di atas. Ngerti g?). Singkat cerita mereka putus, “demi Islam kita putus aja yach…” katanya. Wah dilema banget ya? (klo patakai bilang cinta itu deritanya tiada akhir.. owh y sun go kongnya ke mana?).
Emang berat en nggak gampang tuh ambil keputusan kaya gitu habis udah cinta mati. Sampe semboyannya aja: “I love you teu eureun-eureun” (wah klo g berhenti-henti mah kasihan kambing saya yang dirumah, di jadiin bahan latihan buat dengerin puisi dia terus). Tapi kemudian mereka iklhas menerima keputusannya. Berlanjut sampe mereka dewasa. Atas ijin Allah mereka dipertemukan kembali, karena ortunya udah saling kenal juga, akhirnya mereka menikah. (Wah…wah pastinya bahagia banget mereka. Gimana Bro, mau, mau mau? Kalo udah siap jangan tunggu lama-lama buat ngehindar dari maksiat en fitnah lanjutkan ke pernikahan lebih cepat lebih baik, kita mah pro syariat Islam, lanjutkan!).
BTW, tapi kan nggak segampang yang saya omongin ya? Kata Bang Thufail al-Ghifari sih “nikah itu Jihad yang aduhai” (cit..cwiw!). So, bukankah kalo pengen serius jalin hubungan, emang tujuannya menikah? (loh kok jadi ngomongin nikah? Curhatan saya nih kayaknya. Watau!)
Bukti cinta sejati
Bro en Sis, Rasulullah saw. pernah bersabda (yang artinya): “Bukti cinta sejati itu ada tiga, yaitu: memilih kalam kekasihnya (al-Qu’an) daripada kalam lainNya (hasil produk manusia); memilih bergaul dengan kekasihNya daripada bergaul dengan yang lain; memilih keridhaan kekasihNya daripada keridhaan yang lain.” (HR-nya saya lupa )
Demikian ini karena orang yang mencintai sesuatu itu, ia menjadi hambanya. Yahya bin Mu’adz berhubungan dengan pengertian ini mengatakan: “Setitik benih cinta kepada Allah lebih aku sukai daripada pahala mengerjakan ibadah tujuh puluh tahun.”
Nah, kalo virus merah jambu mulai meradang di hatimu, cuma ada satu solusi jitu: merit binti kawin alias nikah. Nggak apa-apa kok masih muda juga asal udah mantap mentalnya, kuat ilmunya, dan cukup materinya (itu yang penting). Tapi kalo ngerasa belum mampu, yo wis kamu kudu rajin-rajin berpuasa untuk meredam gejolak nafsumu. Dan tentunya sambil terus belajar, mengasah kemampuan, dan mengenali Islam lebih dalam, jangan lupa perbanyak kegiatan positif: ngaji dan olahraga, misalnya. ( klo main game? “Halah, bolehlah asal kamu jangan kebablasan! Tapi, daripada main game mending baca al-Quran atau nulis kayak saya nih. Insya Allah lebih oke. Sip kan?)
Bro en Sis, hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari akhirat kelak. Itu sebabnya, yuk kita mulai hidup ini dengan bersungguh-sungguh dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah Swt. agar diberi kekuatan untuk menjalankan segala perintah dan meninggalkan segala laranganNya. Moga kita sukses di dunia dan di akhirat ya. Mau? (Mau doooong!) Semoga Allah menolong kita, amin. Jadi, tetep mau pacaran? (Nggak, Ah!) say no to pacaran. Allahu Akbar!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar