Rabu, 18 November 2009

Dengan Islam Semua Berubah

Di sebuah Sekolah Menengah Pertama, ada seorang siswa yang giat dalam olahraga basket. Panggil saja dia “Zay” tapi nama sebenarnya adalah Muhamad Zainal Abidin, karena gengsi dia mengganti namanya menjadi Zay. Seperti anak sekolahan biasanya yang belum mengenal islam secara kaffah. Zay, dia memiliki pacar lebih dari satu. Selain memiliki pacar yang banyak dia juga bergabung dengan geng motor yang terdiri dari teman-teman basket dan beberapa teman sekolahnya, yang membanggakan dari Zay ini adalah dia seorang anak yang baik dirumah dan juga dia berprestasi di sekolahnya. Setiap sabtu sore, Zay dkk mengadakan balapan liar yang taruhannya lumayan besar juga, uang hasil dari balapan tersebut dia jadikan modal untuk pergi kencan bersama pacarnya.
Kemudian, pada suatu hari Zay dibonceng oleh ayahnya menggunakan motor untuk membeli kemeja disebuah Mall. Ditengah pejalanan mereka mengalami kecelakaan yang membuat tulang pinggang Zainal cidera, sehingga dari kejadian itu mengakibatkan dia tidak bisa bermain basket dengan sempurna lagi. Dia pun tidak sekolah selama satu minggu, teman-temannya pun menjenguk ke rumahnya. Dari kejadian itu juga membuat Zainal berubah. Dia jarang kumpul bersama teman-temannya, lalu dengan alasan ingin berubah diapun mulai memutuskan pacarnya tetapi hanya satu orang perempuan yang setia menemaninya. Karena perhatian dari perempuan itu Zainal tindak sanggup untuk memutuskannya karena Zainal sangat sayang kepadanya dan nama perempuan itu adalah Khoiriyah seorang gadis keturunan arab.
Dari kejadian itu teman-temannya semakin heran dengan tingkah Zainal. Dengan perubahan sikap Zay tersebut, membuat teman-temannya bertanya-tanya, “apa yang sebenarnya membuat Zay berubah?” dan ada seorang sahabatnya bernama Fathir atau biasa disebut Aden bertanya kepada Zainal.
Fathir :“Zay, Loe ni kenapa? Klo ada masalah bilang aja, curhat sama gw”
Zay :”Ga ada apa-apa Den, gw cuma lagi bingung.”
Fathir :”Bingung kenapa loe? Biasanya loe curhat ke gw. Pasti loe lagi ada masalah
sama si Hae?”
Zay :”Sok tau loe. Gw Cuma mau berubah aj den, loe mau tau apa yang gw pikirin
waktu jatuh dari motor?”
Fathir :”Boleh”
Zay :”Gw mikirin mati den. Gw ngeri udah mah gw jatuh trus ditabrak lagi sama
motor yang dibelakang udah gitu ni kaki gw juga hampir kelindes sama
truck”
Fathir :”Yang bener loe?”
Zay :”Beneran den, yaudah tolong kasih tau ke anak-anak do’ain supaya gw
berhasil berubah trus gw juga minta maaf klo jarang kumpul-kumpul lagi”
Fathir :”Amin. Lagi pula Zay anak-anak udah pada ga balapan lagi koq udah pada
nyadar bentar lagi mau UN kita mau lulus ntar ga bisa foto-foto deh!”
Zay :”Bagus klo gitu”
Dari perbincangan itulah Zay semakin yakin bahwa dirinya harus mulai mencari arti dari kehidupan, dari mana dia berasal?, untuk apa dia di dunia?, setelah meninggal mau kemana? neraka atau surga?. Itulah yang menjadi pertanyaan besar baginya. Hal-hal yang ditanyakan oleh Zay tersebut dia tanyakan kepada pacarnya. Lalu pacarnya menjawab bahwa dia tidak tahu apa jawaban dari pertanyaannya tersebut. Dari situlah Zay semakin penasaran apa jawaban untuk pertanyaannya itu.
Dia pun mulai mendatangi pesantren-pesantren, dari pesantren itulah dia mulai mengetahui jawaban dari pertanyaannya. Setelah pertanyaannya terjawab sekarang dipikirannya muncul pertanyaan baru yaitu mengapa saya harus beragama islam?, Kemudian dia pun menanyakan hal tersebut kepada ulama-ulama dari pesantren yang dia datangi tetapi jawaban yang dia dapatkan dari para ulama tersebut kurang memuaskan baginya.
Hari Ujian Nasional pun tiba, dia putuskan untuk tidak memikirkan pertanyaan yang belum bisa dia jawab. Hari-harinya hanya untuk belajar agar hasil Ujiannya itu bagus dan dia bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Ternyata dari hasil belajar dengan sungguh-sungguh dia pun mendapatkan hasil yang di inginkannya yaitu lulus Ujian Nasional, semua teman-temannya pun lulus, betapa senangnya hati mereka pada saat itu.
Seperti biasa pada saat kelulusan, mereka melakukan coret-coret baju seragam tetapi Zainal tidak ikut mencoret seragamnya melainkan seragamnya itu dia sumbangkan karena dia berpendapat bahwa banyak sekali anak-anak yang tidak bisa membeli baju seragam padahal mereka ingin sekali sekolah jangan gara-gara tidak ada baju seragam tidak punya mereka tidak bisa bersekolah.
Setelah menerima hasil UN, seminggu kemudian SMP tempat Zainal bersekolah pun mengadakan acara perpisahan untuk kelas 9 yang telah lulus. Acaranya Menyenangkan becampur sedih karena harus berpisah dengan teman-teman lama, setelah acara perpisahan itu selesai Zainal dengan teman-temannya pun berfoto-foto sebagai kenang-kenangan semasa SMPnya.
Kemudian pada bulan berikutnya Zainal pun diterima di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan. Sekitar 1 bulan KBM berlangsung dia diperintahkan oleh ketua OSIS untuk menjadi siswa yang membacakan ayat-ayat Al-Qur’an pada acara Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Dan hanya dengan modal bisa mengaji saja, Zainalpun menerima tawaran tersebut, pada saat itu pula dia pun mulai mengenal dekat dengan gurunya yaitu Ibu Neng Erlita.
Hari-hari pun berganti, Zainal pun baru mengetahui bahwa gurunya (Bu Neng) itu mempunyai pengetahuan yang luas tentang islam. Lalu dia memberanikan diri untuk curhat kepada gurunya tersebut tentang masa-masa SMPnya dan dia pun mulai bertanya-tanya tentang kehidupan dan islam yang benar itu seperti apa?. Ternyata jawaban-jawaban dan nasihat dari beliau sangat memuaskan untuk Zainal dan pertanyaan yang dia tanyakan pada 6 bulan yang lalu pun terjawab.
Kemudian, pada saat itu pula Zainal ditawarkan untuk ikut bergabung dengan sebuah organisasi Islam yang sudah mendunia yaitu Hizbut Tahrir, dan beliau menjelaskan juga bahwa didalam organisasi itu dia bisa mengkaji Islam itu sendiri dan ikut menjadiorang yang menyebarkan islam. Kemudian Zainal pun menerima tawaran gurunya tersebut. Sepulang sekolah pun dia mengajak Khoiriyah jalan karena sudah 6 bulan tidak jalan bareng padahal pada hari itu sedang saum Ramadhan. Zainal mengajaknya untuk buka saum bareng, setelah buka saum Zainal memutuskan Koiriyah dengan baik-baik dan menjelaskan kenapa dia diputuskan. Dan ternyata Khoiriyah pun mengerti walaupun dengan berat hati harus melepakan Zainal serta dengan berlinangan air mata.
Pada minggu berikutnya, tepatnya pada hari sabtu Zainal mulai mengaji di Hizbut Tahrir dengan orang yang telah diminta oleh bu neng untuk mengajarkan Zainal mengaji tentang Islam itu sendiri. Orang yang telah diminta oleh bu neng untuk mengajari Zainal ngaji bernama Mas Casdimin.
Pada saat pertama mengaji di Hizbut Tahrir adalah pengenalan tentang Hizb itu sendiri dan asal usulnya, siapa pendirinya, dan latar belakang dari Hizb. Dari semua yang disampaikan oleh anggota Hizb itu tidak ada satu pun yang menyimpang, lalu pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya Zainal pun bertanya tentang Jihad yang benar itu seperti apa?, dan dilanjutkan dengan pertanyaan yang sudah lama dia tanyakan walaupun sudah mengetahui jawabannya dia tetap menanyakan agar lebih pasti lagi. Ternyata jawaban-jawaban yang diberikan oleh Mas Dimin itu memuaskan akal Zainal sehingga dia semakin yakin dengan bergabung dengan organisasi Islam ini dapat merubah dia menjadi hamba Allah yang bertaqwa.
Kemudian, pada malam harinya Zainal mulai menunaikan shalat taubat dan meminta ampunan atas segala perbuatannya selama ini kepada Zat Yang Maha Pengampun, dan sekarang dia pun menggunakan nama “Zainal” sebagai nama panggilannya.
Setelah Zainal mengkaji Islam di Hizbut Tahrir, dia merasa kehidupannya menjadi penuh warna, dia pun semakin tahu bahwa hidup ini hanyalah untuk Allah dan mencintai hanya untukNya, sebagai hambaNya kita harus belomba-lomba untuk mendapatkan ridha Allah swt. Tetapi, setelah dia lebih mendekatkan diri dengan Rabbul ‘alamin, ternyata banyak sekali cobaan-cobaan yang dia dapatkan dan Alhamdulillah dia kuat dengan cobaan tersebut. Dia pun semakin yakin bahwa Allah swt akan terus menguji hambaNya yang ingin berubah dan memiliki keimanan yang lebih dari sebelumnya.
Dengan modal pengetahuan Islam yang sudah lumayan dia mencoba untuk berdakwah disekolahnya melalui organisasi Islam sekolah (ROHIS), dia mulai merintis jalan yang diridhoi ini. Setelah naik kelas, Zainal diberi tanggung jawab untuk meminpin Organisasi Islam sekolah tersebut. Dan ternyata adik kelasnya yang menjadi anggota di ROHIS itu memiliki obsesi yang sama dengan dirinya yaitu berdakwah dan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah kembali dibumi ini. Alhamdulillah Zainal sangat bersyukur kepada Allah swt, yang telah mengirimkan seorang teman untuk menemani dia berdakwah disekolah. Memang target dakwah Zainal selain keluarganya yaitu siswa/i yang berada disekolah, dan dengan adanya seorang teman yang menemani dalam perjuangan ini menjadi semakin mudah, karena dia dapat berdiskusi tentang bagaimana cara berdakwah untuk remaja dan berusaha memecahkan masalah dikalangan remaja tersebut yang kemudian hasil diskusi tersebut dapat di isi di mading sekolah.
Tanggal 9 september pun tiba, ini adalah hari ulang tahunnya Zainal. Pada ulang tahunnya kali ini Zainal merasa adalah hari ulang tahun yang sangat spesial baginya, karena orang tua yang tidak pernah mendo’akan dihari ulang tahun yang sebelumnya, kali ini mendo’akan Zainal. Pada malam harinya dia pun mengungkapkan rasa gembira kepada kekasih sejatinya dalam hidup ini yaitu Allah swt. Walaupun setelah mengenal Islam dia sering sekali kekurangan uang tetapi dari situlah dia dapat berusaha bagaimana sulitnya mencari rezeki yang halal. Dia pun mengerti bahwa Hidayah Allah swt tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kepada siapa saja ditujukannya. Terkadang manusia tidak menyadari bahwa dia telah diberi hidayah olehNya. Dan karena mereka tidak pernah mau merenungkan, akhirnya merekapun banyak sekali yang terlena dengan keindahan dunia yang tidak pernah ada habisnya.
Zainal pun berterima kasih kepada Allah swt karena setelah mengenal islam, dapat merubah dirinya dari suram kini menjadi terang. Dia juga tidak menyangka-nyangka bahwa ia bisa menjadi seseorang yang memperjuangkan Islam. Subhanallah inilah kekuasaan Allah swt, siapa menduga dengan hidayah dariNya dapat merubah seseorang dari yang buruk perilakunya bisa menjadi baik dan inilah bukti bahwa Islam itu adalah agama rahmatan lil ‘alamin serta dengan keindahan Islam dapat merubah seseorang menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus