Kamis, 29 Maret 2012

APRIL MOP BAG.2

   















    Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. 
      Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dandiperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal- kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan . 
     Setelah benar- benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segerabersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol. Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan Salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. 
      Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya. Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentaraSalib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara Salib telahmengepung mereka dengan pedang terhunus. 
      Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib segara membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April’s Fool Day). 
     Hari Kemenangan Atas Dibunuhnya Umat Islam Spanyol, Hari Pelecehan / Sindiran Kepada UMAT ISLAM DUNIA Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat Kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka. Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. 
     Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5abad silam. Wahai saudara-saudariku sesama Muslim, sampai hatikah Anda semua merayakan April Mop sekarang ini, setelah mengetahui apa yang sebenarnya melatarbelakangi perayaan yang diadakan dunia Barat setiap tanggal 1 April itu???Allah SWT akan menjadi saksi bagi kita semua. 


APRIL MOP BAG. 1

   















      Apaan sih April Mop? Setelah membaca ini masihkah kita umat muslim melakukannya..??
    RENUNGKAN...!!!! Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop, yang hanya berlaku pada tanggal 1 April, adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orang tua, saudara, atau sejenisnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target,jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.   
     Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine’s Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya.Tahukah anda, bahwa perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu, sesungguhnya berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan??? April Mop, atau The April’s Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487, atau bertepatan dengan 892 H. Sejak dibebaskan Islam pada abad ke- 8M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. 
     Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Got dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur’an, namun bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarangIslam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya. Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. 
    Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol. Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkaniman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya . Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur’an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niumkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil. Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai Pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang- orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh. Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan . Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Salib terus mengejar mereka. Bersambung.......

Kamis, 08 Maret 2012

WAJIB DATANG!!!

BUAT KAMU2 YANG NGERASA COWOK SEJATI DI DAERAH DARMAGA, CIBEREUM-PETIR, CIHERANG, ATAU DI WILAYAH BOGOR DAH, WAJIB, KUDU N HARUS DATANG KE ACARA INI!! INGET KHUSUS COWOK!

Rabu, 07 Maret 2012

PERANGKAP SETAN

     Sahabat Abu Hurairah ra. pernah diamanati Baginda Nabi saw. untuk menjaga gandum hasil zakat. Tiba-tiba pada suatu malam ada lelaki yang mencuri gandum itu. Namun, dia berhasil ditangkap oleh Abu Hurairah ra. “Kamu akan kubawa kepada Nabi saw.,” kata Abu Hurairah ra. kepada pencuri itu. Pencuri itu memelas. 
     Dengan bujuk-rayunya, dia mengatakan, sudah seminggu anak dan istrinya belum makan. Abu Hurairah ra. akhirnya melepaskan pencuri itu, dan meminta dia agar tidak mencuri lagi. Esoknya, sehabis shalat Subuh, sebelum sempat melapor, Abu Hurairah ra. justru ditanya oleh Nabi saw. “Apa yang kamu lakukan terhadap orang yang kamu tangkap tadi malam?” Abu Hurairah ra. kemudian menjelaskan apa yang terjadi. “Ingat, nanti malam ia akan datang lagi,” kata Nabi saw. 
     Benar saja, malam kedua pencuri itu datang lagi. Setelah mengambil gandum, ia kembali ditangkap oleh Abu Hurairah ra. Ia memelas lagi. Kembali, Abu Hurairah ra. merasa iba sehingga pencuri itu dilepaskan lagi. Esoknya, Nabi saw. bertanya lagi kepada Abu Hurairah ra., seperti kemarin. Abu Hurairah ra. menjawab seperti jawaban sebelumnya. Nabi saw. mengingatkan lagi, pencuri itu nanti malam akan datang lagi. Abu Hurairah ra. bergumam, “Nanti malam, dia tidak akan aku lepaskan lagi!” Benar saja, pencuri itu datang untuk yang ketiga kalinya dan kembali mencuri gandum. Abu Hurairah ra. kembali menangkap dia. “Sekarang, aku tidak mungkin melepaskan kamu. Kamu harus aku bawa kepada Nabi saw.!” Pencuri itu sangat cerdik. Kepada Abu Hurairah ra., ia mengatakan, “Saya siap dibawa kepada Nabi saw, tetapi bolehkah saya berbicara, wahai Abu Hurairah?” 
     Abu Hurairah ra. berkata, “Mau bicara apa?” Si pencuri itu berucap, “Abu Hurairah, maukah kamu saya beri amalan zikir?” “Tentu, amalan zikir apakah itu?” jawab Abu Hurairah ra. penasaran. Pencuri itu berkata, “Bacalah ayat kursi sebelum engkau tidur, pasti Allah akan menjaga dirimu dari godaan setan.” Mendengar kata-kata pencuri itu, Abu Hurairah ra. terkesima. Akhirnya, tanpa ragu, Abu Hurairah ra. kembali melepaskan pencuri itu. Esoknya, Nabi saw. bertanya seperti pertanyaan yang kemarin. Abu Hurairah ra. pun menjawab, “Pencuri tadi malam itu memberi amalan zikir kepada saya. Saya disuruh membaca ayat kursi sebelum tidur malam. Insya Allah, Allah akan menjaga saya dari gangguan setan,” jawab Abu Hurairah ra. Nabi saw. berkata, “Apa yang dia katakan itu benar, tetapi dia itu bohong. “Tahukah kamu, wahai Abu Hurairah, siapa pencuri itu? 
     Dia adalah setan,” kata Nabi saw. Menurut Ali Mustafa Yaqub, kisah yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari itu memberikan pelajaran bagi kita. Pertama: setan dari jenis jin dapat menjelma menjadi manusia. Kedua: setan boleh jadi menyuruh manusia untuk beribadah, membaca al-Quran, shalat, puasa, haji dan sebagainya. Abu Hurairah telah diluruskan oleh Nabi saw. agar ia tidak membaca ayat kursi karena mengikuti perintah setan, tetapi mengikuti perintah Nabi saw. Sekiranya seseorang beribadah dengan mengikuti perintah setan dan bukan perintah Allah, maka dia telah beribadah kepada setan (Republika.co.id, 21/6/2011). *****

  Setan, menurut sebagian ulama, berasal dari kata syathana; maknanya adalah ba’uda, yakni jauh. Maksudnya, setan adalah sosok yang jauh dari segala kebajikan (Ibn Katsir, I/115, Az-Zamakhsyari, I/39). Setan juga berarti sosok yang jauh dan berpaling dari kebenaran. Karena itu, siapa saja yang berpaling dan menentang (kebenaran), baik dari golongan jin ataupun manusia, adalah setan (Al-Qurthubi, I/90, al-Alusi, I/166). Allah SWT telah memperingatkan bahwa setan adalah musuh yang nyata (‘aduww[un] mubin) bagi manusia (QS al-Baqarah [2]: 168); permusuhannya terhadap manusia benar-benar ‘terang-benderang’ (Lihat: Al-Baqa’i, I/240, Ibn Katsir, III/351). Karena itu, Allah SWT pun telah memperingatkan agar manusia benar-benar memperlakukan setan sebagai musuh (QS Fathir [35]: 6). 
     Persoalannya, setan amatlah cerdik, sebagaimana terungkap dalam kisah di atas. Setan boleh jadi tidak menghalang-halangi manusia dari ibadah kepada Allah SWT dan amalan yang baik, tetapi setan menyimpangkan niat manusia beribadah atau beramal baik sehingga bukan karena Allah SWT. Boleh jadi pula setan menjadikan manusia ikhlas beramal karena Allah SWT, tetapi setan berupaya agar manusia beramal tidak sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya. Di dalam bukunya yang amat terkenal, Talbis Iblis (Tipudaya Iblis), Ibn al-Jauzi secara panjang lebar mengungkapkan bagaimana sepak terjang setan dalam memperdaya manusia; termasuk di dalamnya para ahli ibadah, para pembaca al-Quran, para ahli hadis, para ulama fikih, juga para pengemban dakwah. 
     Menurut Ibn al-Jauzi, setidaknya ada enam langkah setan dalam menjerat manusia. Pertama: berusaha menjadikan manusia kafir atau musyrik. Kedua: Jika gagal, berusaha menjadikan mereka yang Muslim sebagai pelaku bid’ah. Ketiga: Jika gagal, berusaha menjadikan mereka tukang maksiat/pelaku dosa besar. Keempat: Jika gagal, berusaha agar mereka banyak melakukan dosa-dosa kecil. Kelima: Jika gagal,berusaha menyibukkanmereka dalam masalah-masalah yang mubah (yang tidak bermanfaat dan tidak berpahala).Keenam:Jika gagal juga, berusaha menyibukkan mereka dengan urusan-urusan sederhana sehingga mereka melupakan berbagai urusan yang lebih utama; misalnya menyibukkan diri dengan amalan sunnah, tetapi meninggalkan amalan wajib. 
     Semua langkah setan itu, menurut Ibn al-Jauzi, diikuti dengan berbagai cara yang sering amat halus dan lembut sehingga tidak banyak disadari oleh manusia. Perangkap setan ini juga sering tak disadari oleh banyak pengemban dakwah. Jika dakwah mulai tak semangat, halaqah sering telat, infak suka terlambat, salat malam banyak terlewat, membaca al-Quran mulai bosan, menuntut ilmu terasa jemu, dst; maka ingatlah bahwa saat itu berarti kita sudah terkena perangkap setan. Demikian pula jika kita mulai sering disibukkan oleh urusan ma’isyah hingga sering melalaikan urusan dakwah; atau kita telah merasa menjadi pengemban dakwah hanya karena sudah resmi menjadi bagian dari harakah dakwah, padahal kegiatan setiap minggunya cuma halaqah dan membaca buletin dakwah. Sadarlah, bahwa saat demikian sesungguhnya kita pun sudah berada dalam perangkap setan! 
 Wama tawfiqi illa bilLah. [Arief B. Iskandar]

Minggu, 04 Maret 2012

‘BERJUANG’ DI PARLEMEN (BAG. IV)

    Pertama, sang anggota dewan yang 'alim ini juga menginterpelasi menteri pariwisata, karena para siswa sekolah perhotelan dipaksa harus mencicipi khamr, mereka menolak dan terus diberhentikan dari sekolah. Kedua, dia juga menginterpelasi menteri penerangan menuntut dibersihkannya sarana-sarana informasi dari gambar-gambar porno yang menghancurkan tatanan moral dan akhlak serta kesucian negeri. 
    Ketiga, interpelasi juga ditujukan kepada menteri perhubungan tentang fenomena buruk dan tindakan tidak maksimal akan sarana dan birokrasi di negeri tersebut. Tetapi setelah berkali-kali interpelasi itu tidak dihiraukan, maka pada akhirnya sang anggota dewan yang 'alim itu berdiri ke podium dan berkata kepada para wakil di parlemen: Wahai hadirin sekalian, saya bukanlah penyembah jabatan, dan saya juga tidak menginginkan kursi ini karena kedudukannya Sungguh jargon saya dahulu adalah berikan suaramu kepadaku untuk kami benahi dunia ini dengan agama, dan dahulu saya mengira bahwa cukup untuk mencapai tujuan ini dengan mengajukan proyek-proyek undang-undang Islami, akan tetapi telah nampak jelas bagi saya bahwa majelis kita ini tidak memandang hukum Allah kecuali lewat hawa nafsu kepartaian, dan mana mungkin hawa nafsu itu memperkenankan agar kalimat Allah itu adalah yang paling tinggi… 
     Saya telah mendapatkan bahwa jalan saya untuk menuju tujuan itu telah/dan selalu tertutup di antara kalian, oleh sebab itu saya mengumumkan pengunduran diri saya dari parlemen ini tanpa ada penyesalan dan rasa sayang akan hilangnya keanggotan saya ini Dan pulanglah sang anggota dewan yang 'alim ini ke rumahnya pada bulan April tahun 1981, dan majelis pun ditutup. Sang anggota dewan yang 'alim ini telah meninggalkan parlemen itu, kemudian beberapa tahun berikutnya dia pergi meninggalkan dunia yang fana ini, dan parlemen pun selalu tetap memutuskan, menetapkan hukum, dan melaksanakan dengan selain apa yang Allah turunkan. Namun sayang, di sini sang penulis buku tidak mencantumkan nama dan dari parlemen mana ‘anggota dewan’ itu berasal. Namun demikian, kita cukup mendapatkan pelajaran bahwa memperjuangkan Islam dengan jalan parlemen adalah suatu kesia-siaan. 


 Disarikan dari buku: Ad Dimuqrathiyyah Diini, karya Syaikh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisi

‘BERJUANG’ DI PARLEMEN (BAG. III)

     Dia meminta atas nama semua anggota dewan agar memperhatikan undang-undang syariat Allah. Maka ketua parlemen pun bangkit dan menuntut atas nama semua anggota dewan agar kembali memperhatikan undang-undang penerapan syariat Allah, dan dia berkata: Sesungguhnya pemerintah ini memiliki semangat yang sama dengan kalian untuk membela Islam, akan tetapi kami meminta dari anda-anda kesempatan untuk melakukan lobi-lobi politik. Tetapi permintaannya dimentahkan kembali oleh pemerintah (eksekutif), dan anggota dewan yang lain. 
  Teman-temannya yang dulu menandatangani persetujuan itu pun, telah terbeli dan akhirnya berbalik arah dan pendapatnya pun berpihak pada eksekutif. Maka keterputusasaan telah meliputi diri sang anggota yang 'alim itu, karena ketidakberhasilan usaha-usahanya dalam rangka menegakkan syariat bersama-sama dengan para anggota yang telah dia ajak kemudian mereka menyetujuinya, terus setelah itu mereka justru berpaling. Akan tetapi dia suatu hari dikejutkan dengan satu usulan dari ketua parlemen untuk menyepakati dibentuknya panitia umum dalam rangka membicarakan kembali undang-undang berdasarkan syariat Islam. Setelah diselidiki ternyata jelas tujuan sebenarnya, dia mendapati bahwa keputusan pemerintah yang tiba-tiba ini tidak lain untuk menutupi kebobrokan maha besar yang telah mencoreng negeri, dan pemerintah ini tidak mengambil keputusan untuk kepentingan Islam. Jadi hanya memanfaatkan Islam saja. 
     Dan sang anggota dewan itu tetap menyambut rencana ini meskipun dia mengetahui tujuan sebenarnya. Panitia pun berkumpul, akan tetapi si anggota dewan merasakan ketidakseriusan pemerintah terhadap penerapan syariat Allah, karena kalau seandainya pemerintah memang menginginkan ridha Allah, tentu di sana ada hal-hal yang tidak membutuhkan proses-proses. Penutupan pabrik-pabrik khamr mungkin dilakukan dengan satu goresan pena, dan penutupan diskotik dan bar-bar bisa dengan satu goresan pena pula. Tetapi, kelihatan sekali. ‘keseriusan’ para anggota dewan itu hanya sebagai pembangun opini publik, agar seolah-olah pemerintah serius dengan syariat Islam. 
     Adanya fenomena-fenomena yang menunjukan bahwa di balik itu ada tujuan sebenarnya, yang semuanya memberikan pengaruh dalam jiwa sang anggota dewan yang membentuk kesimpulannya, yaitu: Bahwa syariat Allah tidak akan terealisasi selama-lamanya lewat tangan-tangan anggota parlemen. Kemudian dia pun berucap: Sesungguhnya meskipun saya diberi kemampuan menyampaikan hujjah-hujjah, dan meskipun sikap saya ini berlandaskan Kitab dan Sunnah, maka sesungguhnya di antara aib parlemen dan tanggung jawabnya yang jelas nista adalah bahwa demokrasi itu menjadikan keputusan itu ada di tangan mayoritas secara mutlak dengan pasti. Sang anggota dewan mulai merasakan bahwa ada langkah dan usaha-usaha dari pemerintah, ketua parlemen dan partai-partai mayoritas untuk mempersempit geraknya. 
    Dan ketua parlemen pun mulai melawan usaha-usahanya, dan menuduhnya bahwa dia menghambat pekerjaan-pekerjaan panitia, akan tetapi dia terus mengerahkan usaha dan kemempuannya untuk menerapkan syariat Islam. Dia mengajukan banyak pertanyaan yang belum dicantumkan dalam jadwal-jadwal panitia, dan dia juga bangkit menuntut banyak permintaan untuk merubah jadwal, akan tetapi dia mendapati semua itu sudah dikubur dan tidak ada lagi wujudnya. 
    Kemudian dia kembali menggunakan hak interpelasinya. Dia menginterpelasi menteri-menteri pemerintahan tentang penutupan yang dilakukan negara terhadap lembaga pengadilan syariah dan wakaf, lembaga-lembaga pendidikan agama, pondok-pondok Tahfizhul Quran, dan tentang tindakannya terhadap kurikulum-kurikulum pendidikan di universitas-universitas agama dengan dalih pengembangannya, dan tentang tekanannya terhadap masjid-masjid. Kebijakan ini dilakukan pemerintah dengan cara mengeluarkan keputusan yang tidak membolehkan seorang pun (meskipun dia itu adalah syaikh) untuk masuk tempat ibadah dan menyinggung persoalan-persoalan politik dan undang-undang, dan siapa pun yang melakukannya maka dia ditahan dan dikenakan denda, dan bila dia melawan maka denda dilipatgandakan dan dipenjara.

‘BERJUANG’ DI PARLEMEN (BAG. II)

     Sang anggota dewan yang 'alim ini berang, marah karena Allah, dan memarahi para petugas. Tetapi si petugas berkata kepadanya dengan santainya: Kami hanya melaksanakan undang-undang yang kalian tetapkan di parlemen. Akhirnya si wakil yang 'alim ini mengetahui bahwa meskipun banyaknya orang yang menyuarakan penerapan syariat, dan meskipun itu didukung oleh Kitabullah dan Sunnah rasul-Nya, maka sesungguhnya harapan-harapan akan penegakkan syariat itu tidak mungkin terealisasi kecuali lewat jalur parlemen yang mereka namakan kekuasaan legislatif. 
 Dan dikarenakan badan yudikatif itu tidak memutuskan kecuali dengan undang-undang yang bersumber dari parlemen, serta karena kekuasaan eksekutif tidak akan bergerak untuk melindungi Alquran dan Assunnah dan tidak pula bergerak melindungi Islam kecuali dalam batas kesucian apa yang telah diakui oleh parlemen, maka sang 'alim ini meyakini bahwa mencapai tujuan ini adalah sangat mungkin, bila para anggota perlemen mengetahui bahwa ini adalah firman Allah, sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, dan hukum Islam yang wajib diterapkan. Berangkatlah sang anggota dewan yang 'alim ini. 
     Kemudian dia mengajukan program penetapan undang-undang untuk menegakkan hudud, yang meliputi program penetapan undang-undang untuk mengharamkan riba, program penetapan undang-undang untuk menertibkan sarana-sarana informasi agar sesuai dengan hukum-hukum Allah, program penetapan undang-undang untuk menghormati kesucian bulan Ramadhan dan tidak terang-terangan melakukan pembatal shaum di siangnya, program penetapan undang-undang untuk membersihkan pantai-pantai wisata dari hal-hal porno/cabul/keji/dan lain-lain, serta program-program Islamiyah lainnya. 
     Program-program ini di samping ditandatangani olehnya, juga ikut ditandatangani juga sejumlah anggota parlemen. Suatu ketika anggota dewan yang 'alim ini berangkat untuk menunaikan umrah, dan disertai sebagian anggota parlemen itu. Di sisi Hajar Aswad mereka berjanji kepada Allah untuk selalu memperjuangkan syariat Allah di parlemen. Kemudian mereka naik pesawat menuju Al Madinah Al Munawwarah, dan di sana juga mereka saling berjanji setia untuk menyuarakan suara-suara mereka demi membela syariat Allah bukan membela partai-partainya. Ternyata setelah mereka pulang dari umrah, mereka mendapati bahwa berbagai pelanggaran syariat telah dilegalkan oleh penguasa. Sang anggota dewan yang 'alim ini menyalahkan ketiga lembaga itu (eksekutif, yudikatif, dan eksekutif) atas pelegalan hal-hal yang diharamkan dan penyimpangan terhadap syari'at. 
     Dia mengancam Menteri Keadilan bahwa dia akan menggunakan hak interpelasinya terhadapnya, karena si menteri tidak menyerahkan apa yang telah diselesaikan berupa undang-undang pemberlakuan syari'at Islam. Dan si menteri itu tidak memenuhi apa yang diminta oleh sang anggota dewan tersebut, maka dia menginterpelasi sang menteri itu –Interpelasi dalam kamus parlemen adalah mengharuskan pejabat yang dimintai keterangan untuk menjawab apa yang diajukan oleh anggota parlemen selama keanggotaan si menteri itu belum gugur atau si menteri yang diinterpelasi belum keluar dari jabatan kementerian– dan si anggota dewan itu terus saja menginterpelasi si menteri dan celakanya pemerintah pun justru mendukung menterinya dan bersikeras berusaha untuk menggugurkan interpelasi itu. 
     Pada saat runcingnya hak interpelasi si anggota dewan itu, maka pemerintah merombak kabinetnya dan tidak ada yang diberhentikan dari jabatan menteri kecuali Menteri Keadilan itu. Jadi dia dicopot dari jabatannya supaya hak interpelasi itu itu menjadi gugur. Dan perlakuan ini sering berulang-ulang sehingga menjadi kaidah yang jitu bagi anggota kabinet dan eksekutif saat berhadapan dengan parlemen. Si anggota dewan itu kembali bertanya-tanya kepada para anggota dewan lain seraya berkata: Sesungguhnya proyek-proyek undang-undang Islam itu telah disimpan di laci-laci panitia, sedangkan kalian telah berjanji kepada Allah di Al Haramain untuk menjadikan suara-suara kalian ini bagi Allah dan Rasul-Nya. Dan si anggota dewan itu meminta mereka agar menandatangani untuk menuntut pemberlakuan secepatnya syariat Islam, maka mereka pun memenuhi permintaannya dan menandatangani apa yang dipinta oleh sang anggota dewan tersebut, kemudian sang anggota dewan yang 'alim ini menyimpan berkas persetujuan tersebut di sekretariat parlemen.

‘BERJUANG’ DI PARLEMEN (BAG. I)

     Ini adalah makalah Dr. Ahmad Ibrahim Khidhr yang disebar dalam edisi ke-66 dalam Majalah Al Bayan yang diterbitkan oleh Al Muntada Al Islami di London. 
    Saya tidak pernah menduga bahwa apa yang telah Allah tetapkan di dalam Kitab-Nya dan lewat lisan Rasul-Nya saw. harus membutuhkan persetujuan hamba-hamba Allah. Akan tetapi saya dikejutkan bahwa firman Ar Rabb Yang Maha Tinggi itu senantiasa berada di dalam mushaf –tetap memiliki kesucian di hati-hati kami– sampai hamba-hamba Allah di parlemen menyetujui untuk menjadikan firman Allah itu sebagai undang-undang.      
     Bila ketetapan hamba-hamba Allah di parlemen itu berselisih tentang hukum Allah di dalam Alquran maka sesungguhnya keputusan hamba-hamba Allah itu akan menjadi undang-undang yang dijadikan acuan dalam lembaga yudikatif yang penerapannya mendapat jaminan dari lembaga eksekutif, meskipun itu bertentangan dengan Alquran dan Assunnah. Dan bukti atas hal itu adalah bahwa Allah SWT telah mengharamkan khamr. Akan tetapi parlemen justru mengizinkannya/melegalkannya, dan Allah juga telah memerintahkan penegakkan hudud, akan tetapi parlemen menggugurkannya. Hasil yang ada sesuai dengan contoh-contoh itu adalah bahwa apa yang ditetapkan oleh parlemen telah menjadi qanun (undang-undang) meskipun itu bersebrangan dengan Islam. 
    Kalimat di atas adalah kesimpulan salah seorang ulama Islam yang pernah duduk di kursi parlemen sebagai wakil rakyat selama delapan tahun. Anggota dewan yang 'alim ini dahulu telah merasakan akan pentingnya ceramah di atas mimbar-mimbar, dan pentingnya menulis di koran-koran. Setelah lama dia hidup menjalani metode-metode itu (yaitu menulis dan ceramah), dia semakin yakin akan pengaruh hasil yang dicapainya. Akan tetapi dia merasakan bahwa sekedar menulis dan ceramah saja tidak bisa menghasilkan perubahan yang konkret/riil dalam undang-undang dan pengaruh yang berkesinambungan dalam kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif. 
      Maka akhirnya dia mencalonkan dirinya untuk menjadi anggota parlemen dalam rangka mencari metode baru untuk tujuan meninggikan kalimat Allah SWT dengan pemberlakuan/penerapan syariat Islamiyyah, ini untuk menyelamatkan hamba-hamba Allah dari kesesatan, dan melepaskan mereka dari kebatilan, serta merangkulnya ke dalam haribaan Islam. Jadi, sang ‘alim ini mengubah metodenya, yang semula hanya melalui tulisan dan ceramah, kini berjuang di parlemen. Akhirnya sang 'alim ini berhasil menjadi anggota parlemen setelah megikuti pemilu dengan jargon “Berikan suaramu kepadaku agar kami bisa membereskan dunia ini dengan agama”. 
    Dan orang-orang pun memberikan suara mereka kepadanya karena merasa percaya terhadapnya meskipun banyaknya cara-cara pemalsuan, dan manipulasi dalam pemilu-pemilu itu. Maka keanggotaan sang 'alim ini terus berlangsung berturut-turut selam dua masa jabatan, kemudian setelah masa itu dia berkata: Sesungguhnya suara Islam itu sangatlah sulit mendapatkan gemanya di dua masa/priode ini. Sang 'alim ini suatu hari pergi menuju salah satu kantor kamtib untuk menyelesaikan kepentingan-kepentingan masyarakat. Kemudian dia dikagetkan bahwa di kantor rehabilitas moral ada tiga puluh wanita yang duduk di atas lantai. Maka dia bertanyam kepada para petugas: Apa kesalahan mereka? 
     Maka seorang petugas menjawab kepadanya: Sesungguhnya mereka itu adalah wanita-wanita jalang (PSK)," maka si 'alim bertanya lagi: Dan mana para laki-laki hidung belangnya? Karena itu adalah kriminal yang tidak mungkin dilakukan kecuali antara laki-laki pezina dengan wanita pezina," maka si petugas memberitahukannya bahwa si laki-laki pezina bagi mereka adalah hanyalah sekedar saksi bahwa dia telah melakukan zina dengan wanita ini dan dia telah memberinya bayaran atas hal itu, kemudian dia (si wanita) dikenakan hukuman, bukan karena dia telah berzina, akan tetapi karena dia telah meminta upah. Ternyata orang yang mengaku bahwa dirinya berzina telah berubah menjadi saksi atas si wanita, dan undang-undang tidak menoleh kepada pengakuan dia akan zina itu.

Meniti Jalan Mudah ke Surga

     Dari Abu Darda’ berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Siapa saja yang melalui jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan dengannya jalan ke surga. Sesungguhnya malaikat benar-benar meletakkan sayap-sayapnya karena ridha dengan orang yang mencari ilmu; dan sesungguhnya benar-benar akan memintakan ampun untuk orang yang alim (berilmu), yaitu siapa saja yang berada di langit dan bumi hingga ikan-ikan di lautan sekalipun. 
     Ketahuilah bahwa kelebihan orang yang alim (berilmu) atas orang yang ahli ibadah seperti kelebihan rembulan atas bintang-bintang yang lainnya. Sesungguhnya, para ulama itu adalah pewaris para nabi yang tidak mewarisi dinar dan tidak pula dirham, dan yang mereka wariskan adalah ilmu. Sehingga siapa saja yang mengambilnya, maka sungguh ia telah mengambil bagiannya dengan sempurna.” (HR. Ahmad). 
     Imam Ahmad berkata: “Mereka itu adalah para ulil amri sesudahnya. Dan mereka para umara (penguasa) dan ulama.” Sudaraku sekalian: Sungguh, para penguasa di zaman sekarang ini telah rusak semuanya, tidak seorang pun dari mereka yang menegakkan syariah, serta tidak menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka berpaling dari seruan kebenaran (Islam), dan dari menolongnya, bahkan mereka bersepakat untuk memeranginya dan melawan para pengembannya. Sehingga sudah tidak ada lagi kebaikan yang bisa diharapkan dari mereka, bahkan yang ada pada mereka hanyalah keburukan, makar (tipu daya) dan pengkhianatan. 
     Mereka telah mengeluarkan diri mereka sendiri dari sebagai pewaris Muhammad Saw, sehingga sudah tidak ada pewaris Beliau, kecuali kaum Muslim dan para aktivis yang bekerja siang dan malam untuk menegakkan syariah Allah di muka bumi, yang dengan terang-terangan menyatakan berlepas diri dari para penguasa. Mereka memimpin umat menuju aktivitas untuk menegakkan syariah Allah; dan juga para tentara yang mencerminkan pusat kekuatan, yaitu mereka yang dengan kekuatannya melakukan penggulingan terhadap para penguasa, demi menolong Allah dan Rasulullah, menolong agamanya dan umat Islam. Inilah sebagian dari pewaris Rasulullah Saw yang masih tersisa. 
     Maka, bagi masing-masing pewaris hendaklah mengambil bagian dari peninggalan Rasulullah, kemudian menunaikan hak dan kewajibannya hingga tegak Negara Khilafah, yaitu negara bagi al-Qur’an dan as-Sunnah, yang telah tiba saatnya. Ya Allah jadikan kami di antara para tentaranya dan di antara orang-orang yang terlibat dalam menegakkannya. 



 Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 9/2/2012.

Hanya Khilafah yang Dapat Melindungi Kesucian Qur’an, Darah, Negeri dan Sumber Daya Umat

     Pada tanggal 20 Februari 2012, tentara salib kolonialis membakar Qur’an Yang Mulia bersama dengan beberapa buku Islam lainnya. Dua orang Muslim mengucapkan shahadat ketika mencoba untuk mencegah tindakan jahat dan memalukan ini. Setelah muncul reaksi yang sangat keras dari umat Islam, para penjajah kolonial tampaknya meminta maaf dan memerintahkan penyelidikan atas masalah ini untuk menenangkan massa. Wahai Mujahid Muslims Afghanistan! Ini bukan sesuatu hal yang baru. 
       Kita telah menyaksikan pembuatan kartun Nabi SAW, penodaan Al-Qur’an di Teluk Guantanamo dan pembuatan film “Fitna” oleh anggota parlemen Belanda. Kita semua tahu apa yang terjadi atas para tahanan di Teluk Guantanamo dan Bagram, yang hingga kini masih terjadi. Semua kejahatan ini tidak manusiawi ini jauh lebih sedikit yang terungkap daripada yang belum terkuak sama sekali. Bukti-bukti ini cukup untuk mengetahui seberapa besar kebencian Amerika dan sekutunya terhadap umat Islam. Selain itu, Anda pasti telah melihat kekejaman yang besar yang dilakukan oleh AS dan para sekutunya tentara salib di Abu Ghraib, Fallujah, Qandahar, Helmand, Kunar, Wardak, Nuristan dan Waziristan. 
     Misalnya, orang Amerika telah mendobrak pintu-pintu rumah, telah memperbudak rakyat dan telah membunuh kaum perempuan, anak-anak dan orang-orang tua Afghanistan, setelah terlebih dulu menganiaya mereka. Contoh yang paling mencolok dari kekejaman AS adalah yang dilakukan atas seorang Muslimah Pakistan yaitu Dr. Afia Siddique, yang dipenjara selama 86 tahun, padahal dia menderita kanker dan hamil. Cerita yang serupa dari kejahatan ini seperti kekejaman yang terus terjadi di Somalia, Yaman dan Pakistan. Semua ini menunjukkan bahwa Amerika dan pasukan sekutunya telah kehilangan semua kualitas kemanusian dan telah mengadopsi sifat-sifat barbar. 
      Wahai Orang-orang Yang Jujur dan Berhati Tulus! Ini adalah situasi yang Anda hadapi setelah runtuhnya Daulah Khilafah. Anda tahu bahwa Anda adalah umat terbaik, Anda adalah pewaris Nabi SAW, Khulufaur Rashidin dan para Penakluk, yang mengorbankan hidup mereka di jalan Tuhan mereka, Allah SWT. Anda adalah pewaris Mu’tasim yang mengirimkan bala tentara Islam yang besar bagi tentara Romawi untuk melindungi kehormatan seorang wanita muslim, ketika dia berteriak Ya, Mu’tasim! Anda adalah putra Harun Ar-Rashid yang mengirim surat kepada Kaisar Bizantium dengan mengatakan “Dari Harun Al Rashid, Khalifah orang-orang yang beriman atas Nicephorus, anjing Romawi: Saya telah membaca surat Anda, Anda tidak akan mendengar, Anda akan melihat jawaban saya. ” 
     Khalifah kemudian mengirim tentara besar atas Kekaisaran Bizantium dan memaksa Kaisar Nicephorus untuk mematuhi perjanjian tersebut. Namun, para penguasa pengkhianat hari ini menandatangani pakta strategis dengan musuh-musuh yang sama dan sebagian Mujahidin juga bersedia untuk memiliki kesepakatan damai dengan tentara salib itu. Hizbut Tahrir meminta negara Muslim dan Mujahidin Afghanistan untuk berusaha dan berjuang untuk mendirikan kembali Daulah Islam (Khilafah) untuk melindungi kesucian Al Qur’an, negeri dan sumber daya umat. 
     Sebagaimana yang dikatakan Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya Imam adalah perisai, di belakangnya lah umat berperang dan melindungi dirinya ” [Sahih Muslim] Allah سبحانه وتعالى berfirman:

 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” 
[Al-Imran, 3:118] 


Artikel di atas berdasarkan terjemahan dari selebaran yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, Wiliyah Afghanistan. 

 Sumber :www.khilafah.com

Kamis, 01 Maret 2012

Banyak Orang yang Bertanya

Banyak di antara mereka yang bertanya, mengapa anda menyibukkan diri untuk mempelajari hal2 yang berbau islam? 

     Aku menjawab, Aku adalah seorang muslim, dan tak ingin islam hanya sebagai status di KTP saja tanpa tau makna dari islam itu sendiri apa. Dengan mempelajari islam maka saya akan semakin dekat dengan pencipta saya yaitu Allah swt, dengan semakin dekat maka saya akan semakin kenal siapa DIA dan apabila sudah semakin kenal maka rasa cinta ini akan muncul dengan sangat luar biasa kepada-NYA, karna seseorang yang sedang dilanda cinta maka akan memunculkan rasa penghambaan dan mau melakukan apa saja yang diperintahkan oleh-NYA dan menjauhi apa saja yang tidak di sukai-NYA. 



Banyak yang bertanya, mengapa anda sangat suka membaca al-qur’an di banding membaca majalah2 remaja yang sangat bermanfaat untuk pengetahuan fashion, merk hp dll? 

      Aku menjawab, Apakah anda pernah di kirim surat cinta dari seorang kekasih? Jika pernah maka apa yang anda lakukan? Tentu membacanya berulang kali dan tanpa bosan kan?! Itu pula yang saya alami, kekasih saya ialah Allah swt dan al-qur’an adalah surat cinta dari-NYA, karna saya sangat mencintainya maka surat cintanya selalu say a baca untuk menutupi rasa rinduku ini kepada DIRI-NYA. 

Banyak yang bertanya pula, Bagaimana anda akan berlaku romantis dengan pasangan anda sedangkan anda tidak melakukan aktivitas pacaran? Jadi tentu anda tidak memiliki pengalaman!

    Aku menjawab, sesungguhnya perlakuan romantis itu adalah sebuah perasaan dan saya sudah mempunyai semua itu, serta saya sudah memiliki panduan bagaimana caranya romantis yaitu dari Rasulullah saw, soal pengalaman atau tidak anda tentu tau sebuah pepatah air diam tandanya dalam. Jadi jangan anggap remeh saya dalam memanjakan pasangan saya. 

Banyak juga yang bertanya, Mengapa anda memilih wanita yang memakai bajunya lebar2 dan tentu itu ga modern kali bro? 

   Aku menjawab, sesungguhnya bukanlah modern atau tidak yang saya pilih tetapi taat atau tidak dia kepada Rabb-NYA, tentu saya akan memilih yang taat kepada Allah swt, yang dapat menjaga kehormatannya, suaminya maupun keluarganya, dan tentu tidak menjual murah bentuk tubuhnya kepada orang banyak, dan sesungguhnya wanita shaleha seperti itu adalah bidadari yang di turunkan oleh Allah swt ke dunia ini, dan kelak saya akan mendapatnya.. amin



Zaenal Al-fath