Sabtu, 21 November 2009

Kalau Kamu Naksir Cowok?

Assalamu’alaikum
Kali ini madding Akhwat REISAS bertemkan tentang kalau kamu naksir cowok?. Sebelum masuk kepada intinya, mungkin kalian para cewek mikir kenapa sich harus ada artikel kaya gini n apa pentingnya? Jawabannya adalah penting banget karna dizaman sekarang tuch lagi ngetrand banget yang namanya pacaran, tetapi n sesungguhnya pacaran itu dilarang oleh islam karna kegiatannya tu sudah mendekati zinah.
Ok langsung aj kalau cewek naksir cowok? Wajar nggak sih? Trus, gimana pelampiasannya? Minta dipacarin? Eit…tunggu dulu. Jangan terburu nafsu, Non! Simak abis dulu cerite yang satu ini, baru menentukan tindakan. Setuju?
Kalau cowok naksir cewek, trus ngajak pacaran, itu sih udah jamak bin umum banget. Soalnya kaum Adam emang dianggap berhak duluan menyatakan perasaannya. Cewek naksir cowok, sebetulnya juga udah relatif biasa. Apalagi di jaman pergaulan sekuler kayak sekarang. Tapi, kalau menyatakan perasaan duluan, sampai minta dipacarin, nah, itu masih jadi gontok-gontokan. Ada yang bilang itu sih amit-amit. Tapi, banyak juga kok yang setuju. Bingung? Kita tanya yuk pendapat kawan-kawan akwat.
Listia, gadis sweet seventeen ini mengatakan, sah-sah aja cewek naksir cowok, lalu menyatakan perasaannya duluan. “Sekarang kan jamannya udah beda. Udah emansisapi (ups salah emansipasi) dong! Jadi nggak hanya cowok yang boleh ngomong cinta duluan, cewek juga boleh kok, asal kagak malu aja,” begitu Tia -sapaan beken di kalangan gengnya- beralasan. Meski tanpa menyertakan dalil, apalagi hasil survey seperti kuis Family 100, Tia meyakinkan bahwa banyak temen-temennya yang menganut ‘aliran’ itu.? (Termasuk kamu dong? ”Lha, iyalah! Saya kan pelopornya boo…,” ) ujarnya bangga. (Pantesan gacoannya banyak banget. Di kelas punya pacar, tetangga juga ada, di pasar, di pinggir jalan, di emper toko, bahkan tukang siomay jadi korbannya, astagfirullah).
Desma, pelajar SMU di Bogor punya pandangan sedikit beda. Doi sih nggak memungkiri kalau cewek bisa jatuh hati duluan ama cowok. Namanya juga punya ati. Kalau ditekan, bisa makan hati dong! “Tapi kalau musti nyatain perasaan duluan, itu sih kurang manis. Gengsi dong! Kesannya jadi kitanya yang agre (padahal emang iya, kan?). Mending lewat perantara aja, misalnya bisa minta tolong temen deket cowok itu buat nyelidiki, gimana perasaan dia,” ulasnya panjang dan lebar. (ah klo gini mah capek ma, mending klo tmen loe mau disuruhnya, klo g?)
Sambil membenarkan letak kacamata minusnya Desma menambahkan, kalau cewek menyatakan perasaannya duluan, takutnya nanti malu. ”Iya kalau cowok yang ditaksir juga punya perasaan sama, kalau nggak kan tengsin (tw g artinya tengsin?? Ah g tw?/ ngakunya gaul gtu aj koq g tau.. huuuuuu, yudh saya kasih tau tengsin itu malu. Faham?). Namanya bertepuk sebelah tangan. Kecian kan…,”? cetusnya lagi.
Nah, bagaimana komentar Adela Susanti yang akrap dipanggil Dela, mahasiswa perguruan tinggi negeri di Bogor? Gini katanya, punya perasaan sama lawan jenis sih wajar. Suka, kagum, sampai naksir, lalu jatuh cinta, itu bukaaaan basa basi. Cuman, jangan lantas perasaan itu dieksploitasi dengan pacaran or minta dipacarin. Misalnya, mengutarakan kata hati pada si cowok, lalu ngajak jalan bareng. ”Bukan begitu pelampiasan cinta,” kata Dela yang ngaku pernah mutusin pacar-pacarnya gara-gara nggak mau pacaran ini. (ngaku sich ga mau pacaran tapi koq udah mutusin banyak pacar sich? Aku jadi bingung Trus, gimana yang bener?)
Jangan Rela Dipacari
Jatuh cinta, itu emang fitrah manusia ga mungkin manusia itu ga pernah jatuh cinta. Karena, berbarengan penciptaan manusia, kita diberi anugerah gharizah nau’ ( tw g artinya? Yudah karna ni bahasa arab n banyak yang g ngerti jadi saya kasih tau yaitu naluri melestarikan jenis) yang salah satu manifestasinya adalah tertarik ama lawan jenis. Manifestasi lainnya berupa rasa sayang pada ortu, rasa keibuan, kebapakan, dll. So, kalau kamu naksir cowok, itu wajar. Malah aneh kalau kamu naksir sesama jenis (iiiih mudah2n aj jangan y karna nanti di akhirat kelak Allah swt akan memberikansiksa yang kejam, naudzubillah).
Nah, ketika tumbuh benih-benih (daun waru) di hatimu, kamu musti teliti. Apakah itu pertanda kamu udah siap menanggung konsekuensinya, yakni married ataukah belum. Sebab konsekuensi agar kamu bisa deketan ama cowok yang kamu cintai cuma satu, married (nikaah, masa ga tau sich!). Karna didalam islam nggak ada tu istilah pacaran. Kenapa? Karena pada faktanya, aktivitas dalam pacaran banyak yang melanggar aturan Islam (ngerti).
Pertama, dalam pacaran pasti ada aktivitas pandang memandang aurat, atau memandang disertai syahwat antar dua insan. Ini jelas melanggar aturan Allah Swt (lihat QS An-Nur: 30). Kalau pacarannya pake jilbab dan ikhwannya pake koko lengkap plus pecinya, sambil nunduk lagi, gimana? (Ah, itu sih akal-akalan kamu aja!)
Kedua, kalau kamu pacaran, berarti kamu bakal pergi berdua-duaan alias mojok bin khalwat. Padahal itu kan melanggar syara’. Nabi bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat dengan wanita yang tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga diantara keduanya adalah setan” (HR Ahmad).
Ketiga, kamu pasti ada pembicaraan yang di luar masalah muamalah alias masalah intim. Misalnya ngerumpiin soal perasaan masing-masing, soal hobi, soal keluarga, dll. Padahal, interaksi laki n perempuan dibatasi syara’ hanya untuk masalah muamalah seperti masalah jual beli, pendidikan, pengurusan umat, dakwah, dll. (Yah, kecuali kalau udah khitbah, boleh tuh ngomongin soal keluarga atau rencana pernikahan).
Keempat, kadang (atau sering) pacaran itu disertai aktivitas lebih berani seperti pegang-pegangan, raba-rabaan (copet kali!), pijit-pijitan (sejamnya berapa? Aduh badanku pada pegel nich.. hehehe), ciuman atau yang lebih gawat sampai berzina (astagfirullah). Istilahnya pacaran itu acapkali melibatkan KNPI (Kissing, Necking, Petting, Intercourse – terjemahannya cari sendiri ya! Soalnya saya juga ga tau artinya, maklum orang indoneisa asli). Padahal Islam mewanti-wanti agar tidak mendekati zina, apalagi sampai berzina (sungguh terlalu, naudzubillah).
Begitulah, naksir cowok bukan berarti melegalkan kamu buat mencari terobosan agar bisa jalan bareng ama cowok itu. Jadi, kalau tuh cowok ternyata juga naksir ama kamu, jangan seneng klo kamu memang mengaku muslimah (harus bisa menjaga diri) n klo bisa jual mahal sama laki-laki. Tetapi bilang iya kalau dia mau jadi suamimu (ceileh suit.. suit…), gitu!
Lantas, kalau kamu belum siap terikat dalam pernikahan, alihkan perasaanmu. Kendalikan gharizah nau’ kamu. Camkan dalam kamus hidup kamu untuk tidak pacaran sebelum menikah. Bila syahwatmu muncul, misalnya tiba-tiba kamu naksir sama someone special, alihkan pada kegiatan lain yang lebih bernilai ibadah, silaturahim ke temen, ikut kegiatan yang positif atau baca bacaan Islami (kayak majalah madding kesayanganmu ini tapi jangan suka sama penulisnya y? he..he..). Kamu bisa juga membentengi diri dengan shaum.
Oh, ya. Biar kaum Adam nggak gampang kepincut kamu, kamu juga musti hati-hati bila punya pesona. Jangan diobral ke sana ke mari (Itu sih namanya murahan, Non!). So, kalau kamu punya wajah manis kayak Katie Holmes, body aduhai bak Pamela Anderson, senyum menawan layaknya Jeniffer Lopez atau otak secerdik Betty La Fea, bersyukurlah. Tapi, cara mensyukurinya bukan dengan menjadikannya sebagai magnet untuk menarik lawan jenis kamu. Jadi, jangan sengaja menampakkan kelebihanmu itu. Misalnya dengan dandan menor (badut kali!), pakai baju ketat (kayak bacang), pakai parfum yang baunya bikin para cowok klepek-klepek, dll. Ingat kata pepatah, cinta itu datangnya dari mata turun ke hati (untung bukan dari mata turun ke dompet, mangnya copet.. he3x).
Sekian artikel kali ini mudah2an kalian para cewek dapat mempertimbangkan lagi bila ada cowok yang menyatakan cintanya kepada kalian, penulis meminta maaf jika ada salah kata. N untuk para cowok, artikel untuk kalian pasti ada tetapi sedang dalam proses pembuatan (kayak bikin donuts aj) yaudh saya mengucapkan
Wassalamu’alaikum wr wb

2 komentar: